PENGARUH REGULASI EMOSI TERHADAP AGRESIVITS
TUGAS I
MATA KULIAH METODE PENELITIAN
KUANTITATIF

NUR RAHMAH ABDULLAH
NIM 1771342019
KELAS PAREPARE
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
PENGARUH REGULASI EMOSI TERHADAP
AGRESIVITAS REMAJA AKHIR HINGGA DEWASA AWAL
Berdasarkan data yang ditemuka di
Poltabes Yogykarta pada tahun 2008, sebanyak 78 kasus perilaku agrsif yang
dilakukan oleh remaja dengan tentang usia 12 hingga 18 tahun, telah diproses
secara hukum tahun
2003 hingga 2006. Pelanggaran yang dilaporkan berupa penggunaan senjata tajam,
penganiayaan, pengroyokan, pencabulan, pemerkosaan, termasuk pencurian dan
penggelapan( Maslichah Raichatul Janah,
Hastuti Rifayani, Sri Ernawati).
Sedangkan dari data penelitian yang dilakukan untuk
memperoleh gambaran mengenai agresivitas pada remaja laki-laki di SMA Negeri
DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metodesurvey dengan populasi penelitian
diambil 20% dari kecamatan di lima wilayah DKI Jakartadengan teknik sampel
adalah Gugus Bertahap Ganda (Multistages Random Sampling) dan sampelyang
digunakan sebanyak 523 remaja laki-laki. Kuesioner yang digunakan pada
penelitian inimerupakan instrumen adaptasi The Aggression Questionare yang
terdiri dari 29 butir yangdidapat dari 4 aspek yang merujuk pada teori yang dikembangkan
oleh Buss&Perry (1992). Skalayang digunakan pada penelitian ini ialah skala
likert dengan pilihan jawaban dari sangat tidak sesuai sampai sangat sesuai.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja lakilakimemiliki
tingkat agresivitas yang tinggi pada kategori sedang, aspek yang dominan
dalamgambaran agresivitas remaja ini adalah aspek permusuhan dengan persentase
77.3%.
Regulasi
Emosi diartikan sebagai pengontrolan perilaku baik yang tampak dalam kaitannya
dengan emosi. Regulasi emosi merupakan kemampuan untuk dapat mengendalikan
dirinya apabila sedang kesal dan dapat mengatasi rasa cemas, sedih atau marah
sehingga mempercepat dalam pemecahan suatu masalah (Nurheha,2012).
Agresi
menurut Baron (dalam mahmudah, 2011:61) adalah bentuk perilaku yang disengaja
terhdap makhluk hidup lain dengan tujuan untuk melukai atau membinasakan dan
orang yang diserang berusaha menghindar. Sedangkan menurut Berkawitz (dalam
Taganing dan Fortuna, 2008) mendefinisikan agresivitas sebagai segala bentuk
perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang, baik secara fisik maupun
mental. Menurut Sarason (dalam Dayakisni dan Hudainah 2009:193) menyatakan
bahwa agresi merupakan suatu serangan yang dilakukan suatu organisme terhadap
organisme lain, objek lain atau bahkan pada diri sendiri
Menurut
Sarwono dan Meinarno menjelaskan penyebab timbulnya agresi pada individu
(Sarwono & Mainarno,2009), antara lain:
1.
Faktor
sosial, frustasi, terhambatnya atau tercegahnya mencapai tujuan kerap menjadi
penyebab agresi.
2.
Faktor
personal, yang meliputi tingkah laku berdasarkan kepribadian, narsisme dan
ancaman ego serta perbedaan jenis kelamin diyakini sebagai salah satu penyebab
terjadinya agresi
3.
Kebudayaan,
diyakini menjadi salah satu penyebab terjadinya perilaku agresi disebabkan
karena adanya perbedaan lingkungan dan geografis.
4.
Situasinonal,
penelitian terkait dengan cuaca dan tingkah laku menyebutkan bahwa
ketidaknyamanan akibat pans menyebabkan kerusuhan dan bentuk bentuk agresi
lainnya
5.
5.
Sumber daya, daya dukung alam terhadap kebutuhan individu tak selamanya
mencukupi, oleh karena itu, dibutuhkan upaya untuk lebih memenuhi kebutuhan
tersebut.
Buss & Perry
merumuskan agresivitas menjadi empat bentuk (Buss& Perry,1992)
1.
Physical
Agression, adalah kecenderungan individu untuk melakukan serangan fisik unutk
mengekspresikan kemarahan atau agresi.
2.
Verbal
agression, adalah kecenderungan untuk menyerang orang lain yang dapat merugikan
dan menyakitkan kepada indiidu lain secara verbal, yaitu melalui kata kata.
Santrock
(2003:26) menyatakan bahwa masa remaja adalah tarnsisi masa kanak kanak dan
masa dewasa yang mencangkup perubahan biologis, kognitif, sosial, serta
emosional. Singgih D Gunarso memberikan ciri ciri remaja sebagai berikut:
1.
Mengalami
kegelisahan dalam hiudpnya
2.
Adanya
pertentangan dengan ornag dewasa
3.
Keinginnan
untuk mencoba hal yang belum diketahuinya
4.
Keinginan
mencoba fungsi organ tubuhnya
5.
Suka
menghayal dan berfantasi tentang prestasi dan karier
Contoh
agresivitas yang dilakukan remaja
Seorang
remaja berinisial WRD (16), warga perumahan Residen Alauddin, Kecamatan
Tamalate, Makassar,
terpaksa meringkuk di sel Polsek Tamalate, sejak Senin (15/8) malam. Dia
dilaporkan oleh ibu kandungnya beralasan tak sanggup lagi mengurusnya lantaran
terlampau nakal. WRD kini berbaur dengan anak-anak
sebayanya terjerat hukum. Dia bercerita terpaksa memukul ibu kandungnya, AR, karena
sehari semalam dibiarkan di luar rumah, bahkan tidak diberi makan dan
kesempatan mengganti baju (Merdeka.com).
Polisi menangkap Y alias Beler (17). Remaja tersebut membunuh
seorang anggota geng motor saat momen
takbiran Lebaran di area GOR Panatayudha, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/6) dini
hari. "Saat melakukan perbuatannya, pelaku
terpengaruh minuman keras," ujar Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya saat
ekspose di Mapolres Karawang, Kamis (21/6/2018).Menggunakan sebilah gergaji es
balok, Slamet menjelaskan, tersangka menebas leher Feri Rizaldy, warga
Kecamatan Rawamerta, Karawang. Sempat melawan, korban yang juga masih remaja
tak berdaya melawan Beler. Feri kehilangan nyawa (Detik.com)
Polisi mengamankan 11 orang pelajar SMP yang diduga hendak
melakukan aksi tawuran di Jalan Bunga Cempaka, Cilandak, Jakarta Selatan.
Kapolsek Cilandak, Kompol Kasto mengatakan, peristiwa berawal saat polisi
menerima laporan dari masyarakat tentang adanya remaja tanggung yang sedang
nongkrong di pinggiran jalan secara bergerombol. Masyarakat resah mereka hendak
melakukan aksi tawuran (SindoNews.com).
Dampak Agresivitas
Agresivitas memiliki dampak buruk bagi pelaku maupun korban.
Perilaku agresif pada masa anak anak dan remaja merupakan prediktor masalah
anti sosial dimasa berikutnya. Hal ini disebabkan pelaku cenderung akan
kesulitan mengembangkan kemampuan menjalin relasi interpersonal yang sehat.
Selain tiu juga dapat berpengaruh pada masalah akademis di sekolah. Hal ini
sebagaimana kajian yang telah dilakukan oleh Risser (2013) terhadap 1.067 siswa
kelas 4 dan 5 yang meemukan fakta bahwa pada siswa perempuan agresi relasional
memiliki korelasi negatid dengan prestasi akedemik dengan melakukan
pengontrolan secara statistik terhadap aspek viktimisasi dan agresi tampak.
Sedangkan pada siswa laki kali agresi secara terbuka memiliki korelasi negatif
dengann performanya disekolah
Agresi didefinisikan sebagai suatu cara untuk melawan dengan
sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh, atau menghukum orang
lain. Atau secara singkatnya agresi adalah tindakan yang dimaksudkan untuk
melukai orang lain atau merusak milik orang lain ( Myers dalam Nisfiannor dan
Yulianti, 2005). Sednagkat regulasi dapat diartikan sebagai pengontrolan
perilaku baik yang tampak kaitannya dengan emosi. Regulasi emosi juga
mereupakan kemampuan unutk dapat menegndalikan dirinya apabila sedang kesal dan
dapat mengatasi rasa cemas, sedih atau marah sehingga mempercepat dalam
pemecahan suatu masalah (Nurhera,2012)
Mengingat labilnya emosi pada saat remaja maka salah satu
aspek penting dalam perkembangan emosi adalah kekampuan remaja untuk mengatur
emosi. Menurut Gross (Wahyuni, 2013), respon emosi dapat menentukan individu ke
arah yang benar dan salah. Faktor yang menjadikan seringnya terjadi pelanggaran
yang melibatkan para remaja ini, merupakan bentuk emosi yang melonjak tajam,
emosi yang meledak ledak, rasa ingin hidup bebas tanpa aturan dan faktor
lainnya.
Manfaat regulasi emosi
Perubahan emosi yang
signifikan pada remjaa merupakan hal yang wajar dikarenakan masa remaja adlaah
masa transisi antara masa kanak kanan menuju masa dewasa, diamana remaja akan
mengalami banyak perubahan , baik tiu fisik(melibatkan hormon) maupun sosial.
Menurut penelitian regulasi emosi yang dilakukan barret,
Gross, Chirstensen dan Benvenuto (2001) menemukan bahwa emosi negatif dapat
mempengatuhi aktivitas seserang dan bahwa kemmapuan meregulasi emosi dapat
mengurangi emosi emosi negatif akibat pengalaman pengalaman emosional serta
meningkatkan kemampuan untuk menghadapi ketidakpastian hidup, emmvisualisasikan
masa depan yang positid dan mempercepat pengambilan keputusan.
Hasil penelitian yang dilakukan Isen Dauban dan Nowicki
(dalam Manz, 2007) menyebutkan bahwa keterampilan regulasi dapat meningkatkan
pembelajaran secara signifikan.
Selain itu, regulasi akan mempengaruhi koping individu
terhadap masalah. Koping positif dipengaruhi oleh emosi emosi positifm
sementara emosi emosi negatif lahir dari coping yang tidak efektif (Lazaruz,
1991;Moskowitz,2001)
Cara mengatur emosi
1.
Mengendalikan pikiran dan merilekskan tubuh
2.
Bernafas dalam dalam untuk menennangkan diri
3.
Fokuskan perhatian pada sensasi fisik untuk menenangkan
pikiran
4.
Rilekskan otor untuk menghilangkan ketegangan tubuh dan
mental
5.
Banyangkan anda berada ditempat yang aman dan tenag
6.
Mengonfrontasi emosi yang anda rasakan
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini ialah bagaimana
pengaruh regulasi emosi dapat
mempengaruhi agresivitas pada remaja
Tujuan
penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sesuai
dengan fokus penelitian ialah untuk mengetahui pengaruh regulasi emosi dapat mempengaruhi agresivitas pada remaja
Manfaat
penelitian
Manfaat dari
penelitian ini adalah :
1.
Manfaat
teoretis
Memberi sumbangsih dalam menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan dalam bidang psikologi sosial mengenai perilaku regulasi emosi dan agresivitas pada remaja
2.
Manfaat
praktis
a.
Bagi
pemerintah, menjadi bahan masukan untuk mengambil kebijakan khususberupa sanksi
atau intervensi terhadap pelaku agresivitas
yang dilakukan oleh remaja di lingkungan sosial
b.
Bagi
masyarakat khususnya orangtua yaitu penelitian dapat memberi pemahaman tentang
bahaya danfaktor-faktor yang memengaruhi tindakan agresivitas agar orangtua
c.
Menjadi
referensi bagi peneliti lain yang juga ingin mengangkat penelitian dengan
masalah yang relevan terhadap perilaku regolasi
emosi dan agresivitas
SUMBER
John W. Santrok, Perkembangan Anak, 2007, Jakarta,
Pt.gelora Aksara Pratama
Taylor,Shelley.E,
Lititia Anne Peplau, David O.Sears, 2009, Psikologi
Sosial edisi 12, Depok, Prenada Media Grup
Maslichah Raichatul Janah, Hastuti Rifayani, Sri Ernawati, EMOTION REGULATION TO REDUCING AGGRESSIVE
BEHAVIOR IN RESOLVING INTERPERSONAL CONFLICTON STUDENT SMK, Faculty of
Health, Psychology Prodi, Sahid University of Surakarta
Robert.A.B,
Byane Donn, Psikologi Sosiial Edisii
kesepuluh,2003, Pearson education inc & penerbit erlangga
Susi Fitri,Meithy Intan Rukia Luawo,Dewi Puspasari, 2016, GAMBARAN AGRESIVITAS PADA REMAJA LAKI-LAKI
SISWA SMANEGERI DI DKI JAKARTA, Volume 5, nomor 2, halaman 155-165
Erni
Agustina Setiowati1, Titin Suprihatin, Rohmatun, Gambaran Agresivitas
Anak dan Remaja di Area Beresik, ISBN: 978-602-1145-49-4, diakses pada hari selasa tanggal 13 Maret 2018
pukul 23:09 di http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ippi/article/download/2187/1650
Adelina
Rahmawati dan Setia Asyanti, FENOMENA PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA DAN
PENANGANAN SECARA PSIKOLOGIS, ISBN: 978-602-361-068-6, diakses pada hari selasa
tanggal 13 Maret 2018 pukul 23:12 di
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/9257/Adelina%20Rahmawati.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Komentar
Posting Komentar